Tak terasa waktu 2 minggu berlalu tanpa posting. Baru dapat input setelah beberapa kesibukan yang menyita waktu, jadi belum sempat disharing. So, i've decided to re-make some writing.. Tulisan ini saya buat tahun lalu, namun fenomena ini mungkin masih terasa saat ini, jadi saya pikir masih cukup nyambung untuk ditampilkan di sini.
Suatu pagi, menuju kampus bersama adikku tersayang.
‘Ban motornya pecah, Teh. Isi dulu ya, telat ga?’
Karena ingin menghemat ongkos, jadi ikut nungguin
Eh ternyata sampai kampus baru setelah1 jam
Yang menarik adalah waktu menunggu, ada macam-macam orang lewat, salah satunya
Seorang bapak dengan anaknya (mungkin) yang sudah besar
Menawarkan wirid, tasbih dan buku yasin
Dalam hati banyak sekali pikiran melintas
Duh, begitulah orang bertahan hidup
Menjajakan barang dari jalan ke jalan
Guratan lelah namun tegar tersirat dari wajah dan suaranya
Terpancar juga kesabaran
Masih adakah pembeli untuk barang-barang yang dijajakan sperti itu
Satu kali pasti ketemu pembeli yang memang membutuhkan.
Inginnya bilang, ’Bapak datang saja hari ahad pagi. Pasti di sini ramai sekali..”
Tapi.. barangkali dia sudah tahu. Kelu lidah ini mengucapnya, khawatir disebut merendahkan, mengasihani, tapi bagaimanapun ingin membantu, walau hanya dengan doa.
Begitu ya, kalo jadi pedagang
Harus terbiasa dengan penolakan
Di salman juga sering
Orang-orang, anak-anak, pengamen menawarkan amplop
Tak segan menengadahkan tangannya, mengemis
Aku pun, haruskah pula terbiasa menolaknya
Mengingat ongkos yang kupunya pas-pasan
Aku juga masih belajar mencari uang
...
Dan kami pun berlalu meninggalkan TKP, menuju kampus menara gading
Dengan sebersit renungan,
‘Aku ingin bisa mengubah keadaan ini, bagaimanapun caranya... ‘
Para penghuni di bawah nama gajah ganesha, bisakah kau mendengarku?
Bisa kah kau membantuku memberikan solusi?
No comments:
Post a Comment