Pages

Saturday, October 24, 2009

Entrepreneurship & Team building


Peter Drucker, maha guru manajeman modern menyatakan bahwa era ekonomi yang berdasarkan manajemen telah berakhir, dan kita sekarang bergerak ke era ekonomi yang berdasarkan kewirausahaan. Alasannya adalah karena manajemen selalu berorientasi pada pola pikir yang rasional supaya organisasi (ekonomi) dapat survive. V Winarno Ph.D, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta mengidentikan pola pikir ini dengan birokrasi, ketertiban dan aturan dan prosedur sehingga tak jarang membuat organisasi lambat dalam menjawab perubahan. Sehingga tidak memuaskan pelanggan dan akhirnya merugikan organisasi. Sementara pada pola pikir berdasarkan kewirausahaan, setiap orang bebas memproduksi inovasi dan mendapat kesempatan untuk memberikan yang terbaik dengan cepat.

Kewirausahaan adalah sebuah virus. Cukup 2 jam mempelajari atau memikirkan kewirausahaan atau bisnis atau entrepreneurship setiap hari. Dalam 3 tahun sudah setara dengan MBA darimana saja dasar pendidikan formal yang diambil sebelumnya. Tentu saja, dengan dibarengi dengan Action. Kata orang bijak Knowing is nothing, but aplying what you know is everything. Tahu saja bukan apa-apa, tetapi melakukan apa yang diketahui adalah segalanya.

Demikian halnya dengan kewirausahaan. Ia akan menjalani boosting atau percepatan jika bermula dari sebuah tim, untuk membentuk suatu usaha akan lebih mantap dan siap jika ada Think Tank didalamnya. Ia memikirkan rencana strategis untuk mem-boosting kesukesan tim dan pandai melihat peluang penting dan mengejarnya apapun konsekuensinya. Sehingga terkadang agresif dan kurang perhitungan, maka ia memerlukan penyeimbang dalam timnya.

Sebuah tim juga memerlukan orang-orang dengan karakter Teknis, tidak banyak berpikir namun cergas bekerja, dan tekun. Ialah yang pertama kali menemukan hambatan di lapangan, dan mampu mengkomunikasikannya ke manajemen, ia menjaga kontinuitas aktivitas kerja tim dan sigap dalam menghadapi masalah di lapangan.

Satu karakter lagi yang diperlukan dalam tim adalah tipe Analitis Melankolis alias sekretaris, namun lebih dari itu, ia adalah orang yang paling rajin dan tegas dalam pembukuan dan keuangan, ia memisahkan urusan pribadi dan bisnis, mendokumentasikan riwayat tim dan usaha serta merencanakan dan mengejawantahkan masukan Think tank mengenai keberlangsungan tim dalam bentuk data dan analisis taktis. Ialah penyeimbang Think tank, mengomunikasikan masalah orang teknis dan menggabungkan keduanya menjadi analisis terukur sehingga menjadi nyata. Hal ini tidak berarti sebuah tim haruslah 3 orang yang memenuhi masing-masing kriteria tersebut, bisa saja lebih atau hanya 1 orang saja, yang jelas seiring berjalannya waktu salah satu karakter akan menonjol dan mendominasi tim dengan caranya masing-masing.

Sungguh, sebuah tim bukan hanya merupakan tempat tumbuhnya orang-orang baik, namun juga orang-orang hebat.

Percayalah, ada orang yang sungguh peduli padamu

Ingin kuutarakan pada dunia

Betapa aku menyayangimu

Betapa, jika aku bisa, ingin kuringankan bebanmu

Ingin kuberikan secercah asa yang mengulas senyum bahagia di wajahmu

Mengapa kau tak lepas beban itu?

Mengapa tak kau hentikan gundahmu dan mulai menatap masa depan?

Mengapa tak kau lepas beban di hatimu dan mulai melangkah pasti?

Utarakan apa yang bisa kubantu

Utarakan apa yang kau inginkan

Karena takdirmu ada pada genggaman tanganmu

Dan Tuhan sesuai prasangka hamba-hamba Nya

Sungguh,

Uhibbukifillah ya ukhti ...