Pages

Tuesday, March 25, 2008

A sense of death

Dalam film Final destination, kematian digambarkan sebagai sosok bernyawa yang terwujud dalam berbagai kejadian di lingkungan yang mengincar nyawa manusia. Kesan dari film ini sepertinya di mana-mana tidak aman, meskipun ketika sendirian, kabel lampu bisa saja mengalami koslet lalu terhubung ke genangan air di wastafel tempat kita mencuci, atau tiba-tiba saja ada truk menyambar ketika menyebrang jalan. Film ini memiliki ide yang cerdas dan mengundang imajinasi namun meninggalkan rasa hampa, saat kita tidak tahu kemana harapan atau tumpuan di kala takut. Well, tentu saja, film tergantung pada siapa yang membuatnya, kan?

Namun, kematian seorang sahabat, selalu berkesan, meninggalkan getar degup jantung dan haru hingga bulu roma berdiri. Dan yang tertinggal, adalah ingatan tentang amalan-amalannya yang membuat pendengarnya merasa malu atas sedikitnya amal yang dikerjakan dibandingkan yang telah menghadap-Nya lebih dulu..

Festy,

Nama yang begitu berkesan, semakin berkesan sekarang

Tak sekalipun aku menemuimu atau mengingatmu

Melainkan kau dalam keadaan tersenyum dan penuh kebahagiaan

Andai aku sempat mengenalmu lebih dekat, dik,

Tak pantas aku disebut mentormu, meski ingin kubertatap muka denganmu lagi

Engkau anak tunggal saja, aku sudah lupa

Di mana rumah mu, aku tak tahu

Bagaimana keluargamu, aku tak kenal

Malah baru setelah kau pergi, baru aku mengenalmu

Dik, aku rindu sekali padamu..

Andai aku bisa bersamamu di saat-saat terakhirmu

Tuk membisikkan ‘laa illaha ilallah..’

Memberimu bekal lebih banyak

Membagi apa yang kudapat

Tapi aku sudah terlanjur belajar lebih banyak darimu dik.

Aku tak ingin berandai-andai

Aku hanya,

Rindu sekali padamu, dik..

Boleh kan?

Thursday, March 20, 2008

10 Syarat Studentpreneurship


Oleh Daniel Jimenez, Managing Editor, YOUNG MONEY

Pernahkah Anda memimpikan memulai perusahaan sendiri dan menjadi bosnya? Anda tak perlu menjadi mahasiswa sekolah bisnis terkenal untuk menjadi pengusaha yang hebat. Semua yang Anda butuhkan adalah ide yang baik, etos kerja yang kuat, dan hasrat menggebu untuk mencapai cita-cita.

Ketiga hal ini merupakan bukti paling kuat yang telah disimpulkan pada konferensi tahunan ‘College Entrepreneurs’ Organization (CEO) di AS. Lebih dari 1000 mahasiswa pengusaha berkumpul di Chicago untuk menjalin jaringan dengan para partisipan, mendengar ceramah dari para pemimpin bisnis, mengikuti workshop dan berkompetisi meraih penghargaan.

YOUNG MONEY menanyakan beberapa pengusaha muda untuk berbagi pelajaran yang mereka dapat selama kegiatan tentang bagaimana menjadi mahasiswa pengusaha ;

1) Motivasi yang kuat: Adalah lebih mudah bagi pengusaha muda untuk termotivasi memulai bisnis ketika mereka bertemu pendahulunya yang sudah sukses. “Pengusaha sukses ada di mana-mana selama konferensi ini, beberapa bahkan lebih muda dari saya!” ujar Dan Mulka, anggota senat mahasiswa di Grand Valley State University. “Jika mereka bisa sukses, mengapa saya tidak ?”

2) Inovatif: Inspirasi hadir dalam banyak cara. Inovasi lahir sebagai akibat adanya transfer ilmu pengetahuan. Jika kau mengubah sudut pandangmu dari berbagai sisi, maka kau akan mendapatkan begitu banyak hal yang menarik dan memiliki peluang bisnis.

3) Carilah Mentor: Saya sangat percaya bahwa mentoring yang solid merupakan hal utama dalam mencapai kesuksesan sebagai pengusaha.”, Ujar Ryan J. Blair, pemilik PathConnect, perusahaan online network yang bertujuan menghubungkan para mentor dengan pengusaha muda yang memerlukan dukungan dan bimbingan. Siapapun yang berorientasi bisnis memahami bahwa kita tidak dapat serta merta membatasi dunia luar dan meniti jalan karir sendiri. Adalah dengan belajar dari kesuksesan dan kegagalan orang lain, serta memperhatikan arahan para perintis bisnis dan mentor, sehingga saya dapat meraih profesionalisme dan pemenuhan pribadi dengan nilai tertinggi seperti saat ini..” lanjutnya.

4) Buatlah pengalaman: Bekerja dalam perusahaan yang berorientasi kewirausahaan merupakan cara terbaik untuk membangun relasi dan mempelajari tahap-tahap menuju sukses, nasihat Ryan Allis, penemu dan pemilik Broadwick Corp., provider software berbasis email newsletter di Carolina utara. “Saya bekerja dalam perusahaan wirausaha milik senior saya yang memulai modal dari nol hingga mencapai $1 juta dalam penjualan selama 14 bulan. Tanpa pengalaman itu, saya pasti akan jauh lebih bodoh ketika memulai perusahaan saya sendiri.“

5) Carilah kebebasan finansial: Satu dari keuntungan potensial kewirausahaan adalah memiliki kesempatan untuk mencapai kemandirian finansial. Menurut Roman Brzozowski, Penemu dan Presiden Extreme Auto Detailing Service di Plainfield, Kunci mencapai kebebasan finansial adalah dengan memahami definisi orang kaya mengenai ‘aset’, investasikan, beli atau ciptakan aset-aset itu. Makna sebenarnya dari ‘aset’ adalah sesuatu yang memberikan uang ke dalam sakumu ketika Anda bekerja ataupun tidak. Kunci kebebasan finansial adalah untuk memliki lebih banyak aset dibandingkan ‘kewajiban’ dan menghabiskan lebih sedikit daripada yang dihasilkan.”

6) Bangunlah tim yang HEBAT: Brzozowski percaya bahwa pengusaha harus pertama kali membangun tim bisnis yang solid di sekitar mereka untuk sukses. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengetahui dari para pendahulu dalam bisnis yang Anda geluti mengenai referensi karakter/pihak yang dapat dijadikan rekan. Anda dapat juga menanyakan profesor di kampus jika mereka memiliki siapapun yang dapat mendukung Anda. Hingga acuan yang paling akhir, bisa saja dengan mencari di buku telepon Anda.”

7) Act Now: Perencanaan yang baik adalah penting namun hati-hati jika menunggu terlalu lama untuk memulai usaha Anda. Saya melihat begitu banyak calon pengusaha muda dan tua yang memiliki ide –ide bisnis yang hebat namun tak pernah bergerak. Mereka takut untuk keluar dari posisinya. Berhentilah berencana, dan segeralah bergerak! Mulailah hari ini dan seiring perjalanan, Anda akan menemukan relasi baru dan pengetahuan yang akan membuat Anda menggelinding seperti bola salju, maju dan terus membesar, menuju cita-cita akhir Anda. “

8) Network: Mengembangkan relasi bisnis merupakan aspek yang sangat penting, bahkan jika Anda belum siap memulai suatu perusahaan saat ini. Menurut Danielle Alexander, mahasiswa MBA di Rollins College Winter Park, Mungkin Anda ingin bekerja untuk sebuah perusahaan kecil atau suatu lingkungan beriklim wirausaha dengan anggota 10 hingga 35 atau 50 orang untuk memahami hal-hal apa saja yang terjadi dalam lingkungan seperti itu. Satu hal yang Anda perlukan adalah mendekati pihak-pihak terkait perusahaan atau lingkungan ini yang menerima mahasiswa untuk magang atau bekerja.” (atau bisa juga menghadiri gathering, seminar, dan training para pebisnis. #Pent.)

9) Berlatih kepemimpinan: Sebagaimana kata mereka, pemimpin hebat itu dibentuk, bukan dilahirkan. Aturan yang sama juga berlaku dalam dunia bisnis, jelas Jon Curran, mahasiswa MBA di Rollins College. “Kepemimpinan bisnis dalam banyak hal lebih menyerupai seni daripada ilmu pengetahuan,dan merupakan sesuatu yang harus dibangun melalui latihan. Berperan sebagai CEO merupakan cara ‘aman’ untuk melatih keterampilan ini sebelum Anda keluar dan menghadapi tantangan yang lebih berat.

10) Belajarlah menyelesaikan masalah: Banyak perusahaan mencari pegawai yang berorientasi wirausaha ketika dihadapkan pada kendala bisnis yang memerlukan solusi cerdas kreatif dan dapat dikembangkan. Menurut Steven Ventura, dosen manajemen SDM di Eastern Michigan University. “Saya belajar untuk menjadi lebih independen ketika berhadapan dengan masalah yang harus saya selesaikan. Saya dapat memunculkan solusi baru yang sama sekali tidak terdapat dalam manual namun dapat mengikuti aturan bisnis yang kami butuhkan untuk tetap bertahan.“

© 2005, InCharge® Education Foundation, Inc. All rights reserved.

Translated to Bahasa by. Lesly Septikasari Rustandi, S.Si.

------------------------------------------------------------------------------

Saya sempat mengulas mengenai karakter manajer, maka rasanya belum lengkap jika belum menampilkan artikel ini yang mengulas kewirausahaan. Semoga terjemahan di atas bisa bermanfaat. Email saya di ly_arc02@yahoo.co.uk jika Anda memerlukan salinan aslinya (dalam bahasa Sunda.. eh Inggris :p ). Ada juga presentasi powerpoint Rich Dad Poor Dad mengenai konsep Kebebasan Finansial. Atau cara membuat business plan. Tentu saja ada sangat banyak referensinya, dari ilmunya Rich Dad, Andrie wongso, A Agym, Blue Ocean Strategy,The Toyota Way dan Organizational Exellence Vincent Gaspersz yang lebih dekat ke manajemen-kewirausahaan, namun, artikel inilah yang saya anggap dapat merangkum dasar-dasar yang diperlukan jika kita ingin memulai usaha, secara sederhana untuk ditampilkan dalam blog dan tentu saja, untuk dikerjakan.

Well, looking forward for your progress. Serap ilmunya dan bertindaklah, Sekarang! Karena kesuksesan itu adalah proses..

Saturday, March 15, 2008

Why to make a blog?

Is it a necessity? For urban living? For people who always get connected to the net, and for people who can not far from the world, watching it changing from time to time.

Or just to make report of daily activities? from heart or something that has been done, without any care whether people reading it or not, and even if they read, just to share opinion, doesn’t change the blog owner’s mind about how she or he wants the blog to be (but probably, one single meaningful comment would :). Just a diary, but people can take a peek on it. Anyway, in this ‘infotainment’ era, people always wants to know each other, well, most of..

There’s no wrong in doing blogging, as long as it doesn’t distract other’s human rights. While to me, making blog is to make a statement and to share what might slightly useful for others (as for me, it sure does important). And no one has the right to judge or prohibited it, but for the blog’s owner, he or she should responsible for what that has been written, and be ready for the responses. It is not as if I can show the best example,-many other blogs are much better, but making blog makes me know me more, make a confident in doing what i’ve said and my profession. Sometimes my writing is just giving me courage and motivating my self, reminds that i can do so much and shows what’s really matter.

Because, we do feel ups and downs. So, it’s kinda interesting and important to let our ‘up’ motivates our ‘down’, or sort of.. because, there are some times, when the world doesn’t care of your problems, when there is no hand to pull u up, and the only chance you have is u, yourself. Even God would not change your destiny if u didn’t do anything to change it.

Well, have a nice blog journey.. ^_^




Sunday, March 9, 2008

Sekelumit tentang Matsushita

Bolehkah kita menampilkan saduran penuh tulisan seorang kolumnis dalam blog? Dengan mengakhirkan pertimbangan paten dan kemungkinan tulisan ini sudah dipublikasikan di internet, sangat menggelitik untuk saya menampilkan tulisan yang saya pikir sangat bagus ini. Too precious to keep i think

Mari Kita Bergerak Secara Bersama

“Kunci sukses Matsushita karena ia mau mendengar pendapat dan pikiran orang lain,”

(Bunryo Okamoto & Isao Takada, penulis biografi Matsuhita Konosuke )

Ada episode menarik mengenai gaya kepemimpinan Matsushita Konosuke, bos, pendiri dan pemilik Matsushita Electrics di Jepang. Suatu kali seorang insinyur muda yang cerdas mengusulkan produk baru gagasannya sendiri. Rancangan gagasan tersebut kemudian dikaji dalam serangkaian rapat yang cukup panjang dan alot. Dengan gayanya yang khas serta kepercayaan diri yang menonjol, si insinyur muda mampu meyakinkan jajaran pimpinan, sehingga akhirnya usulannya itu diproduksi.

Apa yang kemudian terjadi? Ketika dilempar ke pasar semua perhitungan di atas kertas ternyata meleset. Meski dengan dukungan promosi besar-besaran, produksi tersebut tetap saja tidak laku. Semua pusing menghadapi kenyataan tersebut. Tapi yang paling terpukul tentu saja si insinyur muda yang punya gagasan. Kepercayaan dirinya yang besar, rontok bagai kapas tersiram air. Di kantor ia tidak berani memandang rekan-rekannya yang lain. Ia merasa seluruh jajaran pimpinan mencemoohkannya. Secara mental ia mengalami tekanan berat. Sampai akhirnya ia berkesimpulan, tidak ada jalan lain untuk mengatasinya selain mengundurkan diri.

Suatu malam, ketika ia sedang menyiapkan surat pengunduran dirinya, tiba-tiba pintu rumahnya diketuk orang dari luar. Ketika pintu dibuka, ia kaget setengah mati, sebab yang datang bertamu ke rumahnya tidak lain adalah Matsushita sendiri. Dalam sedetik ia merasa ada palu godam yang sangat berat sudah siap untuk dipukulkan ke kepalanya.

Akan halnya Matsushita, setelah dipersilahkan, masuk dengan ekspresi yang sangat tenang dan teduh. Sangkaan tuan rumah bahwa bosnya itu akan memarahinya habis-habisan, ternyata salah.

Yang pertama ditanyakan oleh Matshusita adalah di mana istri dan anaknya. Ketika keluarga kecil itu muncul ke ruang tamu, dari dalam saku mantelnya Matshusita mengeluarkan bungkusan kecil kemudian diberikan kepada bocah yang sedang lucu-lucunya itu. Ketika dibuka, isinya sebuah mainan yang lucu. Si anak tersebut senang bukan main, sehingga dalam seketika ruang tamu yang sejak tadi senyap itu berubah penuh tawa. Keceriaan seorang anak keecil ternyata mampu membawa perubahan suasana yang sangat besar.

Sampai pamit, tak sepatah pun Matsushita memperbincangkoan tentang produk yang gagal. Ia justru mengajak pribumi berbicara tentang keluarganya, disertai ilustrasi bagaimana kehidupan masa kecilnya sendiri yang berat dan pahit.

Setelah bosnya pergi, si insinyur muda itu tengkurap di atas tatami. Ia menangis terisak-isak. Bukan menangisi kegagalannya, melainkan merasa haru karena sikap bosnya. Ia merasa, di saat-saat yang paling sulit dalam hidupnya justru bosnya itu telah memberi simpati yang sangat dalam. Harga dirinya yang sudah hampir terkubur itu, terasa mencuat kembali, “ Aku harus bangkit,” begitu tekadnya dalam hati. Maka seketika itu juga surat pengunduran diri yang telah disiapkannya itu dirobek dan dibuang ke tempat sampah. Tidak ada gunanya menyesali kegagalan. Yang perlu justru mengatasinya.

Keesokan harinya, ia masuk kantor dengan semangat yang segar disertai tekad yang kuat. “Bukan orang lain, tapi akulah yang harus mencari sebab mengapa produk itu gagal, lalu memperbaikinya secepat mungkin.“ Dan ternyata ia mampu melakukannya. Setelah mengalami perbaikan di sana sini, produk tersebut dilempar kembali ke pasar dan laku keras.

Kepemimpinan gaya matsushita seperti cerita sebelumnya memang merupakan ciri khasnya. Ia menempatkan orang lain sebagai bagian dari dirinya sendiri. Tidak ada sukses yang harus dibanggakan sebagai keberhasilan sendiri. Demikian juga tidak ada kegagalan yang harus ditimpakan kepada orang per orang.

Tatkala Nabi Muhammad saw, beserta pengikutnya memasuki kota Mekah. Umumnya penduduk mekah merasa takut akan terjadi balas dendam yang hebat karena mereka telah memperlakukan kaum muslimin dengan kejam dan bengis.

Sebaliknya yang dirasakan kaum muslimin, mereka cemas akan kehilangan Anutannya, bahwa Muhammad saw akan kembali menetap di kampung halamannya beserta karib keluarganya. Tapi apa yang terjadi?

Kecemasan yang dikhawatirkan itu tak satupun terjadi. Penduduk Mekah dibiarkan menikmati hidupnya dalam keadaan damai, sementara nabi saw kembali ke Madinah beserta kaum Muslimin yang sangat mencintainya karena merasa sudah menjadi bagian dari masyarakat Madinah yang dibentuk berdasarkan konsepnya itu.

Dalam bahasa Demokratis, barangkali itulah yang disebut sebagai masyarakat madani. Sebuah masyarakat dimana setiap anggotanya merasa mamiliki peran dan fungsi yang saling mengisi, saling mengukuhkan, dan saling menguatkan.

Dalam kehidupan sehari-hari hampir tidak pernah kita berjalan sendirian. Selalu ada orang yang ikut berperan atau memberi andil terhadap baik buruknya hasil kerja kita. Sayangnya, kita sering melupakan kenyataan tersebut. Ketika prestasi kita menuai sukses, yang dibanggakan adalah keunggulan sendiri; sebaliknya jika yang kita peroleh adalah kegagalan, maka penyebabnya akan kita arahkan ke pihak lain. Setiap hal yang luar biasa kita catat, namun tidak terbiasa untuk peduli pada hal-hal yang kecil. Padahal dengan cara seperti itu kita sebenarnya sedang secara sistematis mengerdilkan diri sendiri.

Dengan cara yang sangat sederhana Matsushita telah menunjukan bagaimana mengubah sifat kerdil menjadi mulia. Matsushita telah menunjukkan makna sebuah pribahasa, non scholae sed vitae discimus, kita belajar bukan untuk gelar atau ijazah melainkan untuk hidup. Tapi lebih dari semuanya, Matsushita Konosuke adalah seorang Humanis besar. Di tengah bangsa yang dilanda kemelut bertubi-tubi ini, kita di Indonesia memerlukan manusia-manusia seperti itu.



Disadur dari Pikiran Rakyat Sabtu 2 Oktober 2004. H.A.M. Ruslan (wakil Pemimpin Umum HU Pikiran Rakyat)



Saturday, March 1, 2008

My one week


Hari ini hari milikku

juga esok akan terbentang
dan mentari kan tetap menyala
di sini, di dalam hatiku..

(kutipan lagu 'mentari')

Jalan-jalan, memang menyenangkan, ketemu kenalan baru, beranjak ke dunia yang warna warni, dan pulang membawa banyak cerita. Seminggu ini masih mencoba menenggelamkan diri dalam aktifitas yang tak jauh dengan jualan-lab-kuliah..

Senin. Ga ada kuliah, bisa seharian di lab fitokimia, merenungkan apa senyawa berkhasiat yang ada dalam tanaman, menunggu untuk diungkap. Sebuah rahasia medis yang akan semakin populer dalam 3-10 tahun ke depan, back to nature.

Selasa, bersiap untuk negosiasi bisnis ke purwakarta. Yup, alone without any of my team. bersama sopir dan asistennya, bertemu Pak Ali yang belakangan saya ketahui adalah ketua ISFI Purwakarta, bertukar wacana prospek tanaman obat dan peluang bisnis. Saya menawarkan stok beberapa tanaman obat dalam bentuk kering alias simplisia dan beras organik (merah putih) sementara Pak Ali menawarkan keladi tikus, tanaman atau serbuk. Kami berkunjung pula ke pabriknya yang akan buka barangkali akhir tahun. Pabriknya ini cukup canggih, didesain untuk memenuhi CPOB dan setara IOT (industri obat tradisional). Lokasinya di depan Rumah Sakit Internasional Holistik Dr. husein (bukan dr.). Siapa bilang berobat itu cukup ke dokter dan dapat obat, di RS ini semua diatur, dari obat (terapi dari bahan alam), pola hidup dan pola pikir.
Sayang, karena keterbatasan waktu, saya tak sempat berkunjung lebih lanjut.

Rabu, kuliah tentang karbohidrat.. hm, masih banyak ngelamun mikirin hari sebelumnya, peluang apa saja yang bisa difollow up. Lagipula bahasannya sepertinya hapalan sekali. Saya agak lemah di hapalan nih, ada saran?? well, at least i've collected the book. Nyicil baca yuks! selanjutnya melanjutkan tugas lab, asyik, bisa pakai KCV (kromatografi cair vakum), seandainya bisa memanfaatkan teknologi yang lebih baik tentu akan sangat meng-efisienkan pekerjaan.

Kamis, dini hari, buka sms wafatnya adik kelas ku.. kaget, sedih sekali, tiba-tiba merasa rindu sekali padanya. Tiada satu ingatan ataupun ketika bertemu dengannya, melainkan ia dalam keadaan tersenyum. Padahal riwayat keluarganya cukup membuat hati ini dan siapapun yang mendengarnya trenyuh..
Setelah kuliah, melanjutkan kerja lab. Ada tugas baru, selain isolasi phalerin dari mahkota dewa, juga analisis spektrometri katekin dan penapisan fitokimia buah pare. Pengobat jenuh di lab, metode baru atau bahasan baru. Untunglah ada partner lab, they keep me balanced, motivating n encouraging, each other. Malamnya, rapat via telpon.. ya Robbana kuatkanlah kami, mohon tunjukkan jalan.

Jum'at, kuliah, 2 presentasi. Alhamdulillah, semakin mahir^^ biasanya tegang banget. hehe.. lalu menge-cek lab dan PRS. Bulatkan tekad! thesis I mulai semester ini. Ganbatte!

Sabtu, kuliah pagi di Salman dan bantu-bantu seminar Health Secret dari IHC (Integrated Health Clinic). Sugoi.. dr. Puti bisa mempresentasikan materi-materi kesehatan (yang banyak kaitannya dengan kedokteran dan farmasi) dengan sederhana dan mudah dicerna. Tubuh kita memang luar biasa, Allah membuat segalanya seimbang, dilengkapi feedback mechanism yang membantu memperbaiki homeostasis (keseimbangan) tubuh kita. Dapat link komunitas nih untuk jualan beras organik. Inti dari pelatihan ini yang saya tangkap, kesehatan itu mau baik atau jelek, bersumber dari 2 hal, yaitu Makanan dan Pikiran. Ada banyak contohnya, dari dunia kedokteran modern dan dari Rosulullah SAW. Subhanalloh..

Banyak sekali sumber inspirasi dan hikmah minggu ini.

gemuruhnya sampai di sini
di sini
di dalam hatiku