Pages

Sunday, September 19, 2010

Mastering the kitchen

Mba Ully, tulisan ini yang dimaksud mungkin ya :) tapi karena masih under construction jadi postingannya saya pindahkan ke draft dulu pekan lalu. Well, silakan dibaca plus sharing masukan, yg lebih berpengalaman tentu banyak ilmunya nih :)

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Lulus master secara formal tak berarti tidak bisa menjadi master di bidang lain. Jika kita mau, banyak hal yang bisa dipelajari dan didalami. Dan untuk setiap wanita, seni dan skill yang satu ini menjadi agenda kuliah wajib sepanjang hidupnya, apapun pekerjaannya. Yaitu, ... menjadi juru dapur. Dalam kuliah ini tak hanya makanan untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga harus dipikirkan.

Jujur saja, sebelum menikah, rasanya sulit sekali masak memasak itu, perlu memperhatikan jenis sayur, lauk, belum lagi aneka bumbu yang bikin puyeng dan ga hafal-hafal namanya. Rasa ingin tahu dan takut gagal bercampur aduk. Belanja bahan atau masak untuk sekedar membantu ibu saja rasanya malah bikin repot. Tertarik masak sampai dulu sempat merasakan buka kantin, tidak serta merta menjadikan ahli resep karena lebih mengandalkan koki untuk perkara dapur. Pihak manajemen mengontrol anggaran dan tester rasa saja^^

Tetapi setelah pegang dapur sendiri, dan barangkali karena terpaksa, -kalo saya ga masak, ga ada makanan :p (entah, suami jadi addicted gitu sama masakan istri.. halah),  malah jadi heran  sama diri sendiri. Rasanya cepat belajar (versi saya lho, bukan chef Lenny ato Nurul san, apalagi Melia sensei), dan tertarik mencoba berbagai resep baru. Entah apakah para newlyweds juga mengalami sindrom ini ??

Terkait masak memasak ini, berikut beberapa hal menarik dan penting untuk diperhatikan ;

Seni bikin semangat memasak
Makanan adalah salah satu sarana untuk menjaga diri kita. Makanan yang sehat membuat fisik bugar, dan otak bekerja optimal. Demikian pula jadwal makan, mesti teratur agar kita tetap fit dan terhindar dari penyakit maag. Oleh karena itu semangat memasak harus terus dikobarkan (merdeka! ^^). Maksud saya, memasak dengan tulus dan semangat (sebut juga 'memasak dari hati') akan mempengaruhi kualitas dan rasa masakan kita.

Untuk menjaga semangat ini, perbaharui resep dan metode memasak kita supaya tidak bosan. Kenali juga berbagai manfaat bahan masakan bagi rasa dan kesehatan. Mengikuti acara pengajian atau silaturahmi tetangga akan menambah katalog resep kita dan berbagi semangat memasak. Oya, acara masak bareng juga memudahkan berbagi tukar ilmu dan memperbaiki masakan kita (klo masakan kita masih rawan gagal). Belajar dari resep yang paling sederhana/dasar, kemudian bertahap lebih bervariasi lagi.

Sementara kelompok masakan itu sendiri bisa saya bagi menjadi :
  1. Nasi dan masakan pendamping (lauk dan sayur), minimal 3 macam ini mesti ada setiap hari : sup, tumis, ayam goreng, sapi lada hitam, dll
  2. Pengganti nasi : spaghetti, kare dan nan, roti isi, dll
  3. Snack/ cemilan : kue, bala-bala, cilok, onde-onde, dll
  4. Segaran : susu (di rumah saya wajib setiap hari), jus, buah, agar, puding, dll
Kenali bermacam bumbu utama 
Ibu saya pernah bilang, bumbu boleh itu itu saja, tapi bahan pokok masakan yang menentukan rasa suatu masakan. Jadi bisa saja bumbu sama namun berbeda rasanya jika bahannya berbeda, misalnya saja tumis wortel-kol-telur memiliki bumbu yang sama dengan tumis brokoli-wortel-sosis, tapi rasa dan aromanya akan sama sekali berbeda.

Jika kita sudah mengenali bumbu, variasi selanjutnya dengan menambahkan satu atau dua bumbu saja bisa bikin masakan tambah 'wow'. Berikut ini bumbu dan bahan wajib ada di dapur :
  1. Gula, garam, merica, minyak goreng bawang bombay, dan bawang putih (ini juga sudah cukup untuk awalan)
  2. Bawang merah, ketumbar, pedes bubuk, pala, kunyit
  3. Cabe merah, lada hitam, oregano
  4. Aneka tepung : terigu, maizena, aci/kanji/tapioka 
Oya, untuk info bumbu dan sayuran dalam bahasa jepang, kunjungi blog mba lyta ini, amat informatif.


Trik mengolah makanan
Masakan tidak selalu habis, kita perlu pintar-pintar mengatur supaya makanan tidak berlebih sehingga keburu bosan dan bersisa. Tetapi jika bersisa, jangan serta merta membuang makanan, mubazir adalah perbuatan syaithon. Kita perlu perbanyak istigfar jika akhirnya makanan terlanjur basi dan harus dibuang. Kalau sudah begini menolak mudhorot (daripada bikin sakit perut/keracunan) adalah lebih utama.

Musim panas di Jepang benar-benar rawan basi. Tak sampai 6 jam di luar kulkas masakan bisa menjadi basi. Berikut beberapa trik yang saya pelajari dari 6 bulan jam terbang di dapur ini :
  1. Nasi bersisa. Dinginkan nasi dan buat nasi goreng lengkap dengan sayur dan lauk (misal ayam suir atau telur) supaya tidak bosan
  2. Lauk bersisa. Lihat dulu bumbu yang dipakainya, jika mirip-mirip bisa dicampurkan. Misalnya, sisa kare dicampurkan ke opor yang baru kita masak, begitu pula tumisan.
  3. Segera kirimkan ke tetangga begitu tahu masakan berlebih :) memuliakan tetangga ciri orang beriman
Segini dulu, silakan jika ada yang ingin menambahkan.

7 comments:

Ly said...

Iyah betul, yang ini..udah pengen baca..muncul juga..ehehe..
Oh, masih di draft, aku kira ada kesalahan teknis apa gitu, jadinya nggak kebaca..

"Entah apakah para newlyweds juga mengalami sindrom ini ??"
=> dulu waktu baru menikah dan ikut suami kesini sebelum ada Bilal, aku nggak sesemangat Lesly, atau Nurul dalam hal masak-memasak..hihihi, emang dasar akunya aja yang males..sekarang juga masih sih..=P

Nurul said...

mbak ly jadi bawa-bawa nama sayaaaa

hahaha kalau aku memang suka masak dari kelas 4 SD, masakan pertama ku adalah sup taro (snack taro) ngaco, tapi enak rasanya hehehehe.

wah lesly...tetap semangaaaattt!!!

UuL said...

xixixiix...iya nih mbak. Dulu waktu dirumah, paling jarang datengi dapur. Eh pas kost dan nikah, mau gak mau betah deh di dapur. Siapa lagi yang nyiapin makanan klo bukan saya :p.

salam kenal y mbak ^^

dwi said...

hidup masak! dwi juga jadi keranjingan masak nih ly, senang bereksperimen. kalo dulu mah taunya tinggal makan, sekarang sampe musti nentuin menu biar lebih variasi. cuman kadang kalo pengen bikin sesuatu yg beda, eh bahan baku atau bumbunya ga ada. misalnya pengen combro, disini ga ada oncom. hehe..

Lesly Septikasari said...

Wah, banyak juga ternyata yg sepenanggungan :)
> mba ully, penasaran pingin nyoba masakannya nih:D hehehe
> nurul.. masih mending, waktu sd saya masak daun depan rumah.. paitt
> mba uul, salam kenal juga. bisa dapat ilmu merajut nih
> dwi, jadi pingin combro nih... belum ketemu oncom juga :( seneng lihat foto dwi udah besar perutnya.. barokalloh

Lenny Adziman said...

ah Lesly, pake chef segala :D
emak di dapur hehe.. semangat !!

Lesly Septikasari said...

iya dong, emang keren ko mba lenny ku ini, serba bisa ;) wink, berharap diundang ke rumahnya hehe .. smangat!