Pages

Monday, September 6, 2010

Tontonan, Tuntutan atau Tuntunan ?

Ramadhan, entah disebut subjektif atau tidak, tidak lepas dari ajang persaingan rating tontonan/program televisi, termasuk sinetron. Sinetron Ramadhan dan program sahur sejak beberapa tahun ini ternyata dinilai dan tayangan terbaiknya mendapat penghargaan. 


Majelis Ulama Indonesia (MUI) bekerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam mengawasi siaran TV agar tetap sehat. Pemantauan tersebut dilakukan terhadap 12 stasiun TV, yang diantaranya TVRI, TPI, SCTV.

Suatu langkah yang postitf, dengan kompetisi membuat tayangan Ramadhan semakin berkualitas serta tidak lagi mengedepankan kisah-kisah dramatis non solutif, atau lelucon-lelucon kasar dan merendahkan, hanya demi menghibur penonton. 
Tayangan-tayangan tersebut menambah optimisme akan dunia entertainment Indonesia yang bisa berperan dalam perbaikan moral bangsa... wuih, bahasannya berat ya. Tapi, bukan tidak mungkin dari tontonan bisa jadi tuntunan, menumbuhkan semangat para penontonnya untuk memperbaiki diri dan lebih peka terhadap sekitar. 

Misalnya saja tayangan dorama korea 'Jewel in a Palace' yang konon membuat kaum muda korea lebih nasionalis, atau 'Captain Tsubasa' yang akhirnya mengangkat pamor dan menumbuhkan pesepak bola handal, bahkan propaganda jepang untuk menumbuhkan nasionalisme lewat iklan-yang atraktif juga cukup marak. Sementara film-film Hollywood  menumbuhkan semangat Amerika sebagai pemimpin dan pahlawan yang diharapkan dunia (baca: propaganda juga). Film-film Bollywood yang dulu direndahkan mendapat pujian sineas dunia setelah Sakhrukh Khan menginjak Hollywood lewat film khan. Film dapat meningkatkan kepercayaan diri dan merubah bangsa.

Meski tidak ada tayangan yang sempurna dan memuaskan semua pihak, tapi ada 3 tayangan favorit juga recomended, yaitu 'Tafsir Al Misbah' dan 2 sinetron : Para Pencari Tuhan, dan Ketika Cinta Bertasbih. Ustad Quraish Shihab banyak sekali memberikan pemahaman yang meski temanya sama namun berasa ada saja hal yang baru, komprehensif namun mudah dicerna. Sementara kedua sinetron yang saya sebut memang berkualitas, dalam artian punya pesan moral, para tokohnya bereputasi baik di depan maupun di belakang layar, dan ceritanya unik dan menarik (ini  penting untuk mempertahankan penonton). Serial KCB sendiri Ahad 19 September ini berakhir pada episodenya yang ke-57. Sebuah laman di Youtube menampilkan lengkap serialnya di sini. Jika jumlah penyimak sinetron di laman ini berkisar 20-50, KCB bisa menembus angka 5000.

Terakhir, biar semangat plus tetap dapat ilmu dan renungan, dengar lagu soundtrack dari PPT 4 ini seru juga :)





No comments: