Pages

Sunday, February 24, 2008

The power of one (You)

Mengutip blog tetangga (’Kisah’-nya dika), ternyata sering sekali kita merasa sesuatu itu sangat tidak mungkin dilakukan sampai orang lain melakukannya. Kecele kita, keduluan.. so, dika, terinspirasi tulisanmu, saya ingin mengulasnya lagi..

Tengoklah Al Gore dengan ide ‘global warming’-nya, geraknya memberikan imbas kampanye kepedulian lingkungan yang sangat luas. Ada pula seorang Muhammad Yunus yang berani bersentuhan dengan masyarakat miskin dan mengobatinya dari dalam, ketika seluruh Bangladesh menyerah terhadap kondisi masyarakatnya.

Atau seorang kulit hitam Barrack Obama yang yang ternyata mampu merebut hati Amerika bersaing ketat dengan Hillary Clinton (yang juga fenomena,-calon presiden wanita) dan Mc Cain, kemudian akhirnya memenangkan kompetisi itu.

Seorang remaja SMA asal amerika bernama Kendall Ceismeier merasakan hal yang menggugah dirinya dan dapat mengubah kehidupan orang lain setelah menonton lewat Oprah show, sorang anak kecil Afrika penderita AIDS yang jauh dari perawatan orang tuanya, dan tak terbayangkan seperti apa masa depannya. Kemudin ia memutuskan untuk menyumbangkan 350 dollar tabungannya untuk membiayai sekolah anak afrika penderita AIDS dan mengadopsinya dari jauh. Belakangan, ia dan teman-temannya berhasil mengumpulkan 100 ribu dollar untuk program ini, dan bertekad mengumpulkan 1 juta dollar yang setengahnya sudah terpenuhi ketika ia bertemu Bill Clinton dan diundang dalam Oprah show. Oprah Winfrey sendiri memulai Angles Network dengan misi untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik, seperti kampanye anti-child abuse, mengorganisir pembuatan 200 rumah pasca badai katrina dan sekolah wanita di Afrika.

Tahukah anda bagaimana membuat semangka bentuk kubus?
Ide ini sangat bermanfaat, bisa menghemat tempat penyimpanan dan menyeragamkan bobot. Ide ini berasal dari jepang, bukan dengan rekayasa genetik atau pupuk tertentu, namun dengan bambu atau penahan yang bisa mengatur bentuk semangka, sesederhana itu! Seiring usia semangka, penahan ini diganti dengan yang lebih besar. Ketika ide ini diperkenalan kepada petani vietnam, mereka langsung antusias mencontohnya, sehingga sekarang dikenal semangka kubus made in vietnam.. dan tahukah anda, bahkan sudah ada, semangka berbentuk piramida.


Tapi yang lebih aneh (atau justru menjelaskan kenapa kita bisa keduluan), adalah ketika setelah mendengarnya, kita berpikir, ‘Wah hebat. Wajarlah kalo dia bisa melakukannya..’ dan tidak berpikir lebih lanjut kalo kita pun bisa melakukannya.
Bukan idenya, tapi mewujudkan ide yang kita pikir, ‘hey, ini sangat hebat, bisa memberikan banyak manfaat, bisa menguntungkan, bisa mengubah banyak hal, bisa membuat dunia lebih baik...’

Jika kita benar-benar menginginkannya dan bersedia menebusnya dengan kerja keras tanpa henti, pantang mengeluh, dan pantang menyerah sampai terwujud lalu kita men-cita-citakan hal yang lain, dan kali itu, dengan keyakinan yang jauh lebih kuat.
Langkah pertama itulah yang menjadi kunci bagaimana kita mencapai cita-cita selanjutnya.. even 100 miles started from a small first step... or jump... or fall.

Jangan tanya apa yang sudah saya atau anda lakukan, sikap itu hanya akan menjurus pada pikiran saling tuding, mungkin juga rasa rendah diri, dan lempar-lemparan tanggung jawab. Lihatlah sekeliling, tajamkan intuisi kita mengenai apa yang bisa kita lakukan untuk mengubah apapun menjadi lebih baik, untuk mengubah hidup kita dan kehidupan orang lain. Dan anda akan terkejut oleh banyaknya pilihan yang ada, namun pilihlah satu persatu, lalu jalankan dengan sepenuh hati.

Kerja adalah Cinta yang mewujud. Jika kau tidak bisa bekerja dengan cinta, maka tinggalkanlah. Dan berdirilah di depan gapura candi, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan Cinta.
(Kahlil Gibran)

4 comments:

Unknown said...

inspiratif!

Rachmawati said...

Tentang semangka... kayanya kalo semangka bisa protes, dia akan mengadu ke perlindungan HAS [hak asasi semangka]. Tega-teganya manusia mengatur bentuk semangka, dan membuatnya seragam. Untungnya sang semangka sudah diperintahkan oleh Allah untuk menaati sang khalifah, mahkluk berlabel manusia.

:D

Tapi tentu saja, dengan latar belakang kesempurnaan penciptaannya, manusia memang bisa melahirkan terobosan-terobosan, both good and bad ones. Dan hebatnya lagi, kita bisa memutuskan, terobosan mana yang akan kita ambil.

Anonymous said...

setuju Le, tantangannya proses menajamkan intuisi itu butuh sabar, butuh pengalaman dan berani mencoba (gagal?)...tak semua siap menghadapinya...

Lesly Septikasari said...

to fiksi : n so does to me, fix.

to rahma : ck ck beda ya komentar yg ilmuwan, nuhun ma :)

to agung : berani gagal? hayu. tapi lebih berani tuk sukses ya hehe

(punten lama balas koment2nya. dikira udah masuk eh eror kali jadi ga masuk, arigato minna san)