Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. ‘i'taqodtu kadza’ artinya “Saya beri’tiqad begini”. Maksudnya, saya mengikat hati terhadap hal tersebut. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan, “Dia mempunyai aqidah yang benar,” berarti aqidahnya bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu. Pengetahun dan pengakuan terhadap keberadaan Allah Ta’ala adalah sesuatu yang gamblang, dan orang-orang kafir sekalipun mengakui hal itu. Allah berfirman:
وَ لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَ الْأَرْضَ وَ سَخَّرَ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ لَيَقُوْلُنَّ اللهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُوْنَ
“Dan jika engkau bertanya kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan seluruh langit dan bumi serta menundukkan matahari dan bulan?’, niscaya mereka akan berkata: ‘Allah.’ Lalu, betapakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)!”(al-‘Ankabut: 61).
Oleh karena itu, ketika Rasulullah saw diangkat menjadi nabi, beliau mengajak mereka kepada tauhid (pengesaan Allah), bukan kepada pengakuan terhadap keberadaan Allah.
Oleh karena itu, ketika Rasulullah saw diangkat menjadi nabi, beliau mengajak mereka kepada tauhid (pengesaan Allah), bukan kepada pengakuan terhadap keberadaan Allah.
Sumber pengakuan dan naluri ini adalah fitrah dan kemampuan batiniah yang telah diletakkan oleh Allah di dalam diri setiap manusia. “Fitrah Allah yang Ia telah menciptakan manusia sesuai dengannya.”(Ar-Rum: 30)
Danah Zohar dan para ahli SQ (Spiritual Quotion) lainnya mengakui adanya God Spot pada otak manusia yang membuktikan setiap manusia memiliki sumber kecerdasan yang bersifat vertikal (yang bersumber dari hubungan antara hamba dengan tuhannya, atau seseorang dengan prinsip-prinsip yang dianutnya). Dalam Al Qur’an disebutkan bahwa di dalam rahim ibunya, manusia sudah mengadakan perjanjian dengan Tuhannya dan mengakui tauhid. Menurut ulama hal ini dibuktikan dengan adanya kecenderungan manusia untuk menerima islam tanpa batas regional, maupun ras tertentu. Sedangkan menurut psikolog, hal ini ditandai dengan adanya ‘Anggukan Universal’ atau suara hati. Misalnya, renungkan jawaban dari peristiwa berikut ;
- Anda melihat sepotong sampah di daerah yang baru saja dibersihkan, apa yang akan anda lakukan?
- Anda melihat seorang pengemis menggendong anaknya yang lusuh, apa yang anda rasakan dan lakukan?
- Anda mengenal seorang negarawan yang Anda ketahui telah memanfaatkan kedudukannya untuk memeras rakyat dan merampok negara. Bagaimana perasaan Anda ?
Jawablah pertanyaan tersebut dengan hati. Maka untuk setiap pertanyaan di atas, akan didapatkan jawaban yang sama pada setiap orang. Bukti bahwa sudah ada software yang menyebabkan setiap orang tersebut condong kepada kebenaran. Dalam beberapa pengertian, ESQ merupakan kecerdasan yang sifatnya universal dan tidak mengarah pada agama tertentu. Sementara di dalam Al Qur’an, Allah SWT berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا فِطْرَةَ اللهِ الَّتِيْ فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
“Tegakkanlah wajahmu kepada agama ini secara lurus; yaitu fitrah Allah yang Ia menciptakan manusia atas dasar fitrah tersebut.”(A r-Rum: 30)
Jika setiap orang memiliki suara hati yang berlandaskan pada kebenaran, maka setiap orang pasti memiliki dan akan kembali pada fitrahnya, yaitu tauhid, mengakui Allah sebagai Tuhannya dan Rosulullah sebagai utusannya. Maka upaya untuk meluruskan akidah kita, secara sederhana adalah dengan mengikuti suara hati, fitrah kita. Hanya saja seringkali fitrah ini tertutup oleh nafsu duniawi hingga sulit terdengar. Oleh karena itu, diperlukan ilmu untuk mendekatkan kita pada nilai-nilai kebenaran, dan melepaskan peredam suara hati ini. Allah sudah menyediakan teladan yang paling ideal jika kita ingin mencapai akidah yang bersih yaitu Rosulullah SAW. Dari beliau kita mengambil hikmah dan pelajaran.
Saudaraku, perumpaan Islam adalah seperti bangunan yang kokoh yang ditopang oleh 4 pilar yang jika salah satunya tidak ada maka robohlah bangunan itu. Maka pilar yang pertama adalah akidah yang murni, yang menjadikan kita merasa bahwa kita senantiasa bersama Allah dan akan kembali kepadanya.”dan sesungguhnya tempat kembali kita kepada Allah.” Sementara ketiga pilar berikutnya adalah Ibadah yang shahih dan amal yang shalih, Persatuan umat, dan yang ketiga adalah hukum yang adil dan undang-undang yang shalih, yang diambil dari mata air Kitabullah dan Sunnah Rosul-Nya, bukan dari hawa nafsu.
Ibnul Qayyim mengatakan : “Sesungguhnya Allah SWT menyerupakan pohon tauhid yang bersemi di dalam hati dengan pohon yang baik, akarnya menghunjam dengan kokoh dan cabangnya menjulang tinggi ke atas. Pohon itu terus menerus mengeluarkan buahnya di setiap musim. Jika engkau renungkan perumpamaan ini tentulah engkau menjumpainya cocok dengan pohon tauhid yang telah mengakar kokoh di dalam hati, sedang cabangnya berupa amal-amal saleh di setiap saat, menurut kadar kekokohannya di dalam hati, kecintaan hati kepadanya, keikhlasan hati dalam beramal, pengetahuan hati mengenai hakikatnya, dan penunaian serta penjagaan hati terhadap hak-haknya”
Wallohu’alam bishowab
Dari berbagai sumber
3 comments:
- Anda melihat sepotong sampah di daerah yang baru saja dibersihkan, apa yang akan anda lakukan?
di ambil, terus nyari tempat sampah terdekat. Kalo gak ada, dan berupa sampah kering, masukkin ke tas. kalau sampah basah, cuman disimpen di pinggir ajah :D
- Anda melihat seorang pengemis menggendong anaknya yang lusuh, apa yang anda rasakan dan lakukan?
ngerasa gimana ya, kalau sundana mah 'ngahelas'. kalau dia meminta2, pas ada uang ngasih, tapi kadang gak ngasih, terutama kalau kelintas 'ini beneran gak sih pengemisnya?' :D . Terus mikir, apa ya yang bisa Rachma perbuat buat ngurangin kemiskinan? [ dan miris sendiri, kenyataannya masih nol besar dalam hal kontribusi kongkrit ke masyarakat]
- Anda mengenal sorang negarawan yang Anda ketahui telah memanfaatkan kedudukannya untuk memeras rakyat dan merampok negara. Bagaimana perasaan Anda ?
I have no right to judge. Ngomel-ngomel apalagi ngutruk gak akan ngubah kenyataan. Paling kelintas, moga beliau dapet ganjaran yang sesuai. Kalau banyak orang yang jadi benci dia, semoga dikikis rasa benci tadi [kasian atuh hati orang-orang kalo dihiasi sama rasa benci]. Semoga kita semua bisa ngambil hikmahnya... :)
ya, rahma. betul banget, kata ari ginanjar itu anggukan universal. semoga kita senantiasa diberikan ilmu untuk membedakan yang baik dan buruk ^^ arigato
Aqidah itu seperti akar dari pohon.
Kalau akar itu kuat, terpaan hujan badaipun akan ditahan.
Semoga kita menjadi pohon dengan akar yang kuat dengan batang yang menjulang ke langit.
Les, perjanjian manusia dg Rabb-nya itu di QS [7]:172 kan?
Apa ada penjelasan kalau itu dilakukan di rahim ibu?
Kalau menurut saya, perjanjian itu dilaksanakan di alam sebelum rahim.
Post a Comment