Pages

Monday, February 23, 2009

O Opini


Alhamdulillah.

Rupanya bisa juga posting blog ditengah tuntutan menyetor tesis.. tapi itu sebagai pemicu sebenarnya. Berhubung rada enggan menulis, jadi nulis bahan blog dulu, hitung-hitung pemanasan sebelum bahasan yang lebih serius.. alhamdulillah berhasil menangkal godaan main game, nonton atau tidur ;p

Well, terdapat banyak sekali peristiwa di awal tahun ini, yuk kita lihat apa saja ;

Garis gaza. Akhirnya semua mata dunia bisa melihat apa yang terjadi di sana. Para pemimpin dunia bersuara, Insya Allah semua itu bukan lagi hal yang kecil. Saya pun turut bangga dengan sikap Indonesia dari mulai pemberitaan yang berimbang, dukungan (meski masih) vokal dari pemimpin sampai bantuan kemanusiaan dan kesiapan menjadi pasukan penjaga perdamaian di sana (palestina sangat menyambut kita). Kini, dunia bisa melihat siapa Israel, siapa Hamas dan apa yang mereka bangun di sana. Ada juga yang sudah dengar pidato keras dari PM Erdogan terhadap PM Ehud Olmert mengenai 'gaza holocaust' ini, membuat saya sangat salut padanya.

Obama. Masih saya ingat ketika ia mengucapkan sumpah di acara ‘inaugurasi Obama’, dari awal disorot kamera tak pernah sebelumnya melihat obama begitu gusar bahkan sempat salah mengucap sumpah. Pidatonya, sebagaimana sudah dinanti, memang mengesankan. Optimisme dan harapan serta trust yang jelas ingin ia bangun, namun juga beban berat yang tersirat dari sikap gugupnya. Memangnya mudah menjadi ‘Hero’? Begitu terpilih, ada cela sedikit saja, bisa dengan mudahnya dijatuhkan dalam opini media. Kita harap saja solusi bantuan ekonomi bisa membuat ekonomi amerika bangkit. Bukan pembelaan, hanya saja, adalah realita dengan sistem ekonomi global saat ini, jika amerika jatuh, maka perekonomian dunia akan terseret.. ribuan pengangguran baru dan penutupan cabang usaha amerika bulan lalu cukup sering menghiasi berita di tv.

Jika ingin mengembalikan kesejahteraan umat tentu diperlukan usaha yang lebih cerdas daripada sibuk beropini menjatuhkan ekonomi kapitalis. Sayang sekali sikap obama mengenai perang gaza sangat jauh dari harapan, terang-terangan membela Israel. Sebagai sama-sama kubu yang menang secara demokratis, seharusnya Obama dapat bersikap lebih berimbang terhadap Hamas.. tapi, memang tidak mudah untuk menjadi seideal itu bukan. Mungkin saja Obama sudah paham mana yang benar, tapi karena lingkungannya ia tidak bisa berbuat sekehendaknya, mungkin juga ini sebab ia menjadi gugup waktu inaugurasi.

SBY-JK. Putus nyambung putus nyambung putuss..
Perang iklan antar partai kini yang semakin seru. Iklan-iklan ini bisa bertarif 40 juta- 2M lho untuk biaya pembuatannya saja, belum penyiarannya... Plus perang isu dan komentar untuk menanggapinya. Termasuk SBY-JK ini, bukankah presiden dan wakil sebagai sesama pemimpin pemerintahan harus solid? Cukup kontroversial memang, mengingat mereka juga fungsionaris partai.. coba kalo sudah jadi pejabat lepas dari kepengurusan partai, tarikan dan friksi semacam ini tidak akan ada.

Tapi kalo lihat iklan PKS, saya perhatikan lumayan semakin cerdas sekarang. Awalnya iklan-iklan partai bernomor 8 (di POjok KANan aTAS surat suara) ini iklan-iklannya begitu ’garang’ dan mengundang kontroversi. Mungkin untuk menarik perhatian massa dan peluang diundang tv gratis kali ya (maklum, Partai Kantong Sendiri) ;p

Iklan-iklannya sekarang ada yang ambigu, tapi lebih ke kreatif dan edukatif, mungkin supaya lebih friendly jadi menetralisir dampak iklan sebelumnya yang terlanjur buat PeKaSe jadi bahan omongan. Kalo kata modelnya si (eh, modelnya cantik lho) supaya bisa jadi : Pilihan Kita Semua..

Isu lain yang mengemuka di berita :
  1. Banjir semakin merata di seluruh indonesia, sungai bengawan solo, ciliwung, mahakam meluap.
  2. Ponari, nurrohmah and the magic stones, fenomena kegagalan pemerintah yang dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat miskin. Ponari yang sudah sebulanan tidak sekolah ini menjadi komoditas dagang yang ternyata bisa menghidupi keluarga, minimal 500 juta sudah dikantong, jadi masih perlukah sekolah ? miris
  3. Pesawat amerika menabrak sebuah rumah, sesaat sebelum mendarat. Sekitar 44 penumpang dan 1 orang penghuni rumah tewas. Kematian bisa datang kapan saja, coba apa yang terbayang di pikiran seorang penghuni rumah itu, tiba-tiba saja dihantam pesawat. Semoga kita sampai pada husnul khotimah.
  4. Semakin banyak fenomena alam di indonesia: tanah panas, mata air dan gas panas, dan sumber lumpur (lapindo) baru.. kalo dilihat dari Indonesia yang memang banyak pegunungan vulkanik, mungkin tidak aneh, namun kenapa ya, baru muncul sekarang-sekarang?
  5. Facebook sudah kamamana dan dimamana, tapi untuk saat ini saya tidak akan buat dulu, masih friendster dl. Sorry to dissapoint some of you, many thanks for your opinion.
(tapi ko, dibandingkan tesis, lebih banyak blog yang ditulis ya .. )

The Hidden Touch


Syukur itu bisa kita lakukan dengan menjaga dan memelihara setiap karunia dan sumber-sumbernya. Terdapat banyak kebaikan dari orang-orang yang dapat dikatakan ilmunya atau atau status ekonominya kurang dari kita yang justru menjadi sumber pelajaran bagi kita. Sentuhan-sentuhan tersembunyi ini seringkali baru disadari setelah kita mengadakan kontemplasi, atau justru secara serta merta tanpa orang yang menjadi sumbernya itu menyadari betapa besar makna kebaikan sederhana yang ia lakukan untuk kita.

Apabila kita mengakui bahwa setiap sentuhan itu adalah karunia maka ia tidak cukup sekedar dikenang dan dihormati. Tapi kita perlu menjaga dan memeliharanya,

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat pedih.”


Jika kita berdiri hari ini dalam suatu posisi dan status tertentu tentu itu karena takdir Allah dan ada banyak kebaikan orang yang sejatinya mengantarkan kita pada posisi sekarang ini.
Ulasan ini saya dapat dari Majalah Tarbawi, saya re-pro karena menceritakan salah satu aspek seorang leader humanis yang pernah saya liput sosoknya, yaitu Konusuke Matsushita. Seorang pemimpin yang tidak pernah lupa bagaimana ia sampai pada posisinya saat itu, pula seorang humanis yang egaliter ...

Di tahun 1929, terjadi depresi ekonomi global. Surat saham tak lebih nilainya seperti kertas biasa. Saat itu, General Motors terpaksa mem-PHK separo dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut, jutaan orang menjadi pengangguran, dan jutaan lainnya kelaparan. Kepanikan terjadi dimana-mana.

Saat itu, Konosuke Matsushita yang memproduksi peralatan listrik bermerek National dan Panasonic baru saja merampungkan pabrik dan kantor dengan pinjaman dari Bank Sumitomo. Kondisi badannya sering sakit-sakitan akibat gizi yang kurang di masa kanak-kanak, ditambah lagi dengan kerja 18 jam sehari, 7 hari seminggu selama 12 tahun merintis usahanya. Hanya semangat hiduplah yang membuatnya bertahan. (perhatikan, selanjutnya dikisahkan bahwa matsushita baru pensiun di usia 94 tahun).

Dengan punggung bersandar ke tembok rumah, Matsushita mendengarkan perekonomian yang terus memburuk ketika manajemennya datang menjenguk. Namun dengan enteng ia menanggapi, “Kurangi separuh produksi tapi jangan mem-PHK karyawan. Kita akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan pekerja, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari. Kita akan terus membayar upah seperti yang mereka terima sekarang tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang.”

Matsushita yakin dengan kebijakan yang diambilnya, demi kelangsungan hidup anak-istri karyawannya, akhirnya mampu menghasilkan terobosan yang manusiawi pada masa depresi ekonomi tersebut. Kebijakannya kepada para karyawan mendapat hasil yang manis 16 tahun kemudian, ketika perang dunia II berakhir. Ketika itu Jendral Douglas Mc Arthur yang mengendalikan Jepang, menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang. Pada kurun 1930-an para pengusaha Jepang, termasuk Matsushita, mendapat tekanan rezim militer Jepang saat itu untuk memproduksi senjata dan logistik militer lainnya. Maka Matsushita ditangkap. Sekitar 15.000 pekerja bersama keluarganaya membubuhkan tanda tangan petisi pembelaan untuk Matsushita. Jendral Mc arthur pun tercengang oleh petisi tersebut dan akhirnya membebaskan Matsushita.

Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri sebelum perang dunia kedua yang diijinkan Mc Arthur kembali ke pekerjaannya kecuali Matsushita. Dan dia terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia, ia baru pensiun di tahun 1989 pada usia 94 tahun.

Kita mesti belajar untuk lebih menghargai, mengakui, mensyukuri dan menjaga sentuhan-sentuhan yang pernah kita terima. Sebab meski tersembunyi, kita telah merasakan manfaat yang besar dan karena itu kita sampai di sini.

Perasaan bangga diri hanya akan menghalangi kita untuk mengambil banyak kebaikan dari orang lain, sedangkan kesediaan untuk mengakui dan selalu belajar akan memberi kita jalan untuk merenungi kesalahan-kesalahan. Orang yang merasa cukup dengan dirinya sendiri seringkali tak mampu menerima perbaikan-perbaikan yang diarahkan kepadanya karena merasa besar diri..

Semoga kita dapat mengambil hikmahnya ^_^