Pages

Thursday, August 21, 2008

Diorama Sang waktu




Jika waktu dapat berkata.. mungkin ia akan mengucap:
Wahai manusia, betapa takut engkau akan hari esok seandainya engkau mengetahui begitu berartinya apa yang kau perbuat hari ini terhadap esokmu

Dan manusia terus berlalu tanpa menyadari sang waktu terkekeh melihat kelakuannya
Wahai manusia, kukalahkan engkau
jika engkau bangkit, maka itu sudah terlambat
Senja-Nya akan terlanjur datang
Dan engkau akan mengeluh menyesal,
Bukan main puasnya aku.. melihat kau tertinggal


Dan kala manusia berujar segala tuduhannya terhadap waktu, sang waktu pun menyatakan pembelaannya :
Aku adalah pedang,
di tangan siapa aku ada,
terhadapnya aku patuh..
maka kini hanyalah tinggal urusan engkau dengan hawa nafsumu..
yang membuat aku berharga adalah jika engkau memegangku dengan amanah
karena malu terhadap sang Khaliq

Saturday, August 9, 2008

When 'my fingers vs keyboard'

Entah kenapa beberapa bulan ini, tepatnya 3 bulan terakhir, saya jadi malas memposting blog. Bukan karena tidak ada ide, ataupun kesempatan online yang jarang. Oh ya, pernah karena disconnected saat posting bahan blog buat jadi tambah malas ^^; .. tapi, mungkin lebih karena terlalu banyak pertimbangan dalam menulis atau meneruskan sebuah tulisan.

Ada sekitar 10 judul dan 6 tulisan yang akhirnya tidak dipublish, karena saya pikir ‘it’s not good enough’, kurang menyentuh, kurang data informasi sehingga landasannya tidak kuat, kurang pantas untuk disebarkan di internet.. tepatnya, terlalu banyak alasan sehingga tidak jadi saya posting.

Jadi kembali berpikir untuk apa buat blog, ah, akhirnya saya ingin menumpahkan saja apa yang dipikirkan tanpa banyak mengedit dan berpikir atau men-sensornya. Mungkin itu cara supaya saya bisa lebih jujur pada diri sendiri, so, itulah tujuan saya buat blog.. hehehe untuk saya baca sendiri, kalo ada orang lain yang mau baca, silakan. Tapi minimal ada saya yang baca, saya yang terlecut, termotivasi dan teringatkan akan ilmu yang saya dapat. Hayo, lesly, sudah mengamalkan apa?

Jadi ingat Cormac mccarthy, peraih pulitzer, -suatu penghargaan bergengsi bagi penulis berbakat di amerika sana, seorang teman mengirimi saya novelnya. Saya memesannya karena ingin tahu seperti apa sih tulisan seorang penerima pulitzer, sekeren apa sih, dan semenarik apa and.. alhamdulillah, i get it for free. I was really excited. Sebelumnya dalam tayangan Oprah Show, Mr. Mccarthy ini mengatakan dalam wawancara yang sangat langka, -karena ia sangat sulit diwawancarai, ‘i don’t care about what other people think about my book, they can read it if they want to, or just throw it on a basket if they don’t’ . kutipan dari wikipedia berkata soal buku ini ;

It is a post-apocalyptic tale describing a journey taken by a father and his young son over a period of several months across a landscape blasted years before by an unnamed cataclysm that destroyed civilization and, seemingly, most life on earth. The novel was awarded the Pulitzer Prize for Fiction and the 2006 James Tait Black Memorial Prize for Fiction. McCarthy said the inspiration for The Road came during a visit to El Paso, Texas with his young son in 2003. Imagining what the city might look like in the future, he pictured "fires on the hill" and thought about his son. He took some initial notes, but did not return to the idea until several years later while in Ireland. Then the novel came to him quickly, and he dedicated it to his son, John Francis McCarthy

Such a different author, Oprah said. Dan bukunya memang menarik (pada awalnya), maaf, saya belum bisa membacanya sampai tuntas. Sastra yang sangat berbobot (kalo tidak bisa saya bilang berat n sulit dipahami.. i thought my english was good, until I read this^^;).

Buku ini berjudul ‘The Road’, menceritakan perjalanan seorang pria dengan anaknya ketika dunia sudah penuh oleh debu dan peradaban manusia hancur karena suatu bencana besar, hingga hanya tersisa puing bangunan dan sedikit manusia saja. Perjalanan mereka ke selatan diceritakan dengan sangat lambat, dan deskripsi setting perjalanan serta kilas balik yang kuat namun ‘so sorrow n lonely’.

Hm.. entah, mungkin saya belum menangkap esensi cerita dari buku ini, i’ll keep my reading then. But, satu hal yang bisa saya tangkap (hehe.. iya, baru satu hal) adalah orang-orang dalam kondisi yang sulit bisa menjadi sangat kuat, mereka menjadi lebih kuat jika ada alasan untuk berjuang, melewati satu hari lagi saja. Dalam novel ini, alasan itu adalah anak. Ya, satu-satunya ikatan emosional yang ‘menghangatkan’ dalam novel ini.

Well, in general you can say it, love. In many aspects, love has become the greatest reason to fight for. So, where is our love land to?

Hm... kalo sudah tema cinta, sudah banyak warning nih di kepala saya, khawatir menyinggung, khawatir menimbulkan konotasi negatif, maupun mengundang intrik.. tapi kan ini blog untuk saya baca sendiri ya? So, i’ll try not to bother it most. Yang jelas kalau untuk saya, saat ini benar benar ingin mendaratkan cinta pada thesis saya (lhooo... emang sebelumnya tidak??). ya, berusaha untuk menyayangi dan merawat ke-120 partner kecil putih wistar yang akan menuntunku ke kelulusan. Jadi master itu memang tidak mudah, kerasa banget. Kalo mudah tentu banyak yang jadi master ya? Itu kata teman saya menyindir.

Seorang senior saya menasihati, untuk belajar fokus, berkorban untuk apa yang menjadi prioritas, saat ini barangkali yang harus saya korbankan adalah aktivitas atau konsentrasi ke bisnis dengan rekan-rekan (hehe.. emang lesly bisnis apaan sih? www.biopharmaca.net). ( sy blm belajar buat link dari kalimat/kata, jadi copy paste aja ke addressnya ya. punten). Harus mengikhlaskan itu dihandle oleh yang lain, dan yang lain pun harus ikhlas saya fokus kesini untuk sementara. Meskipun berat, tapi ada saatnya kita harus memilih, you know, you can not have all the cake pieces. I’d be very selfish then, not fair to my self or others. So i can carry on my next dreams.

Ketika obat tidak hanya dari dokter

Obat itu ...
Harus punya karakter, harus terbukti aman, harus terbukti berkhasiat. Bagaimana obat bisa sampai ke tangan pasien? Hoho.. itu perjalanan yang teramat panjang. Oleh karena itu farmasi, sesungguhnya adalah industri riset, siapa yang unggul riset dialah yang menang di pasar. Itu untuk jangka panjang. Aspek yang lain adalah distribusi dan teknologi produksi. Mengenai distribusi dan strategi marketingnya obat, rekan saya menjelaskannya dengan cukup rinci (di bisnisfarmasi.wordpress.com).
Obat itu, ...
Bisa berasal dari diri sendiri. Tubuh dapat mengobati dirinya sendiri. Ini sempat terbukti, ketika saya memar bengkak (bukan karena KDRT lho, tapi karena benturan saat naik motor), karena tidak bisa beli trombop*** akhirnya dikompres saja dengan air hangat, dan dibiasakan bergerak, akhirnya sembuh juga. Atau secara homeopati, terapi dengan obat-obatan dalam konsentrasi yang sangat kecil yang bisa menstimulasi tubuh untuk memperbaiki dirinya sendiri. Di samping itu, banyak orang percaya dan banyak dokter menasihati untuk mengobati penyakit yang bersumber dari pikiran terlebih dahulu, baru tubuh akan mengikuti ke arah kesembuhan.
Hal yang berbasis pada kekuatan sugesti ini dibuktikan oleh cerita nyata berikut. (maaf, saya lupa mencatat nama n detailnya, jadi saya misalkan saja, yang jelas mah dari india).
Tersebutlah sepasang suami istri yang hendak mengunjungi anak-menantu nya di New delhi. Hal ini menjadi masalah karena saat itu di bombay sedang musim semi, dan banyak bunga mengalami penyerbukan, sang istri sangat alergi terhadap serbuk bunga ini. Namun ketika itu, mereka memaksakan untuk berangkat karena suatu hal. Akhirnya ketika mendekati pendaratan pesawat, sang istri sudah mulai menampakan reaksi alergi.
Dan ketika mendekati pintu keluar pesawat, sang istri sudah hampir pingsan. Pramugari menanyainya, “Maaf, apakah istri anda memerlukan perawatan?” sang suami menjawab, “ Maafkan, istri saya alergi serbuk bunga musim semi di new delhi ini.” Kemudian pramugari itu menjawab, “Tetapi kita belum sampai di New delhi, ini di bombay, apakah kalian tidak mendengar tadi bahwa pilot pesawat mengatakan bahwa karena kendala di mesin pesawat kita berhenti dulu disini sebelum ke New delhi.”
Sang istri yang turut mendengar perkataan pramugari ini mendadak berubah normal, dan respon alergi yang dialaminya berkurang. Semenjak itu, sang istri tidak lagi mengalami alergi musim bunga.
Obat itu ...
Apakah mungkin berupa jamu? Label ‘jamu’ merupakan jalan singkat tanaman obat menjadi konsumsi terapi pasien. Namun tidak lantas menjadi setara dengan obat, hanya pengalaman (bukti empirik) yang meyakinkan jamu dapat menjadi sarana terapi. Jika telah terbukti efek-keamanannya melalui uji pra klinis (pada hewan) serta bahan baku dan prosesnya terstandar, maka jamu dapat naik derajat menjadi ‘herbal terstandar’, kemudian jika sudah melalui uji klinik (pada manusia) dan terstandar, maka ia menjadi ‘fitofarmaka’.
Penggolongan ini hanya ada di Indonesia lho..
apakah Indonesia bermaksud mempersulit diri? Saya rasa ini hanyalah salah satu alasan untuk meningkatkan kualitas obat bahan alam dari Indonesia. Terutama karena Indonesia adalah megacentre hayati kedua setelah brazil, jadi tentu dengan adanya penggolongan ini, bahan alam yang ada dapat lebih terfasilitasi untuk menjadi lebih populer.
Saat ini sertifikasi fitofarmaka mengacu pada standar internasional, namun belum diakui secara internasional, jadi tetap, jika ingin mengekspor jamu dari Indonesia harus mengacu pada standar yang ditetapkan oleh negara yang dituju. Demikianlah menurut ketua BPOM, Bpk. Sampurno.
Untuk senyawa yang diisolasi, dimurnikan dari tanaman obat, kemudian menjalani uji sebagai mana layaknya obat, sehingga diketahui memiliki karakter fisiko kimia, farmakologi, dan biofarmasi maka ia dapat disebut sebagai obat, dan sudah selayaknya masuk Farmakope, misalnya kafein dari kopi, vinkrastin dan vinblastin dari tapak dara, atau kinin dari kina.
Sementara sediaan jamu, herbal terstandar, maupun fitofarmaka bisa berupa simplisia (tanaman obat yang dikeringkan), ekstrak, maupun fraksi dari ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa opini umum mengenai jamu dan sediaan bahan alam yang keliru ingin saya coba jelaskan sebagai berikut :
  1. Fitofarmaka sekalipun, belum tentu lebih ampuh dari ekstrak maupun seduhan langsung dari simplisianya. Label fitofarmaka hanya menunjukkan bahwa sediaan tersebut sudah melewati uji praklinis dan klinis sehingga terbukti efek dan keamanannya
  2. Obat bahan alam bukan berarti tidak memiliki efek samping atau toksisitas. Terdapat beberapa tanaman obat pada dosis tinggi menyebabkan efek samping, misalnya daun salam untuk hipertensi jika dikonsumsi berlebihan dapat menyebabkan konstipasi, bunga rosel dengan vitamin C dosis tinggi berbahaya untuk penderita maag, getah pada gel lidah buaya dapat menyebabkan efek laksatif jika dikonsumsi berlebih, mahkota dewa perlu diperlakukan sedemikian sehingga tidak menyebabkan gatal atau alergi di lidah maupun kulit
  3. Sediaan seduhan atau rebusan tanaman obat tidak melulu harus bentuk kering dan utuh. Untuk menyeduh tanaman obat sebaiknya dalam bentuk segarnya (matang, utuh dan bersih), sehingga menghindari oksidasi atau rusaknya kandungan kimia dalam tanaman obat karena sinar matahari dan pemanasan. Pengeringan bertujuan untuk mengawetkan jik a tanaman sulit diperoleh di kemudian hari. Bentuk serbuk lebih baik dari pada bentuk utuhnya karena akan meningkatkan bidang kontak dengan pelarut sehingga proses penyarian lebih efektif
Obat itu...
Suatu keniscayaan terhadap penyakit yang belum ada metode penyembuhannya. Penyakit itu bisa singgah di jiwa, pikiran, dan jasad. Waspadailah penyakit jiwa, karena ia dapat mengundang banyak penyakit lain.
Pernyataan berikut juga perlu dicermati, di dalam jasad yang kuat terdapat jiwa yang kuat. Saya kira itu adalah hubungan timbal balik.. dengan menjaga fisik melalui olahraga bisa menjaga semangat, membuat jiwa kita tidak mudah patah. Dan dengan menjaga jiwa kita tetap kuat kita juga termotivasi untuk pula tawazun atau seimbang dalam menjaga kesehatan fisik. So, let’s keep ourselves healthy!
Health is not everything, but everything is meaningless without health. Apa sakitmu? Saya bukan dokter, tapi seringkali diri kita sendirilah yang paling tahu apa obatnya dan yang bisa membuka pintu kesembuhan.




Monday, August 4, 2008

untuk seseorang kucinta teramat

seandainya bidadari turun ke dunia
jangan harap aku turut uyunan orang menghampirinya
mengagumi kecantikannya

bidadari itu nyata ada di sini,
aku bertemu dengannya setiap hari
merasakan belaian lembutnya
merasakan ketegarannya
dan aura cantiknya setiap saat

senyumannya membuat hariku bersinar
nasihatnya membuatku menatap esok dengan lebih kuat
amarahnya yang cepat reda, membuatku bercermin
tentang kekurangan diri, dan membuatku menjadi lebih baik

kadang ia menangis,
namun jiwanya lepas dari kesusahan dunia
ringan menatap masalah
karena yakin, Allah maha membukakan pintu rahmat petunjuk

dialah ibuku.

ibu,
aku bangga padamu
aku mencintaimu, wahai penuntun ke jalan kupu-kupu
engkau bukan bidadari, tapi bagiku, itulah yang membuatmu sempurna
semoga aku bisa selalu membahagiakanmu